Permasalahan Mahasiswa

Oleh :

Bella Zuliana (1301412111)Gambar

Sebagian besar mahasiswa yang hidup di lingkungan kampus mempunyai  satu tujuan yang sama yaitu menuntut ilmu, menjadi pribadi yang lebih baik, mendapatkan gelar sarjana, mempunyai keahlian di bidang pendidikan yang digeluti dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi setelah tamat dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

Banyak pilihan universitas yang bisa dimasuki, baik itu di dalam kota maupun di luar kota, sehingga menyebabkan para mahasiswa harus jauh dari orang tua dan keluarga mereka. Di tempat menimba ilmu yang jauh dari tempat tinggal mereka, banyak tantangan yang harus dipenuhi, faktor internal maupun faktor eksternal berbagai permasalahan pun sedikit demi sedikit muncul sehingga kehidupan mahasiswa pun menjadi semakin beragam. Masalah masalah tersebut muncul karena adanya perbedaan antara lingkungan sekitar tempat dimana dia tinggal dan kepribadian mereka. Termasuk juga permasalahan yang dialami mahasiswa di Universitas Negeri Semarang ini. Mungkin tidak hanya mahasiswa Unnes saja yang mengalami berbagai macam permasalahan, melainkan juga mahasiswa di berbagai penjuru universitas pun juga pasti mengalaminya.

Lingkungan kampus atau berbagai aktivitas pembelajaran di kampus menuntut para mahasiswa untuk dapat belajar mandiri, karena mereka jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Banyak mahasiswa yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus karena kurangnya kepekaan sosial dan rasa tanggung jawab mereka terhadap apa yang ada di lingkungan sekitar.

Masalah-masalah yang dialami mahasiswa pun tidak hanya itu, banyak yang lain misalnya : dalam hal pembelajaran di kampus yang dirasa sangat membosankan karena mungkin sebagian dari mereka menyesal di jurusan yang telah dipilih, lingkungan kos yang tidak mendukung untuk belajar dan mengembangkan diri, dan sulitnya membagi waktu antara kuliah, mengerjakan tugas, dan organisasi sehingga sering membolos kuliah dan nilai nya pun menjadi turun drastis. Di sisi lain, orang tua mereka menuntut anaknya untuk memperoleh IP yang bagus di setiap semesternya, dan bisa diandalkan untuk memperoleh pekerjaan yang layak setelah dia lulus kuliah pada jenjang sarjana. Jika kondisi mahasiwa yang kurang bersemangat dalam menjalani kuliah, bagaimana harapan orang tua itu bisa tercapai. Mungkin hanya kekecewaan yang akan orang tua mereka dapatkan.

Mahasiswa yang mempunyai banyak permasalahan seperti itu, biasanya karena kurang menyadari arti tanggung jawab, kedispilinan, komitmen dan resiko yang akan mereka hadapi pada masa yang akan datang. Dimana pada masa yang akan datang para lulusan dituntut untuk semakin berkompeten dan profesional di bidangnya masing-masing. Kriteria pekerjaan dan persaingannya pun akan semakin ketat.

Kondisi seperti diatas membuat para mahasiswa mengalami banyak tekanan karena berbagai tuntutan yang harus mereka hadapi. Kadang-kadang mereka sering mengabaikan kewajiban utama mereka di bangku kuliah yaitu belajar. Perlunya kesadaran tinggi untuk menyadarkan permasalahan tersebut. Kesadaran diri itu tentunya timbul dari dalam diri mereka sendiri.

Salah satu masalah yang sangat kompleks dan pasti dialami oleh mahasiswa adalah ketika mahasiswa tidak bisa membagi waktu kuliah, tugas, dan organisasi. Kuliah harus dijalani sementara organisasi pun tidak bisa ditinggalkan. Ketika antara ketiga hal tersebut tidak bisa diatur secara bijaksana, maka akan berakibat fatal. Biasanya mahasiswa yang seperti itu bingung harus memprioritaskan mana yang lebih penting.

Selain permasalahan di bidang akademik, adapun dari bidang non akademik yaitu kondisi lingkungan kos yang kurang nyaman, tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru di kampus baik itu dosen atau teman-temannya, kondisi ekonomi keluarga yang kurang mencukupi, kesulitan kesulitan pribadi yang timbul dari dirinya sendiri, permasalahan kisah kasih cintanya dan masih banyak yang lain. Hal yang demikian itu menyebabkan permasalahan mahasiswa menjadi semakin banyak dan tentunya akan semakin kompleks. Pada umumnya masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa ini dapat menghambat studi yang harus mereka jalani.

Ketika mahasiswa menghadapi berbagai macam masalah yang ada, seringkali mereka lari dari kenyataan dan bahkan menghindarinya, sehingga masalah yang mereka alami pun tidak dapat terselesaikan dengan baik dan bahkan tidak ada jalan keluarnya sama sekali.

Harusnya kita sebagai mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa kepedulian yang tinggi sehingga bisa lebih berkontribusi dengan baik, karena mahasiswa dianggap sudah dewasa dan bisa berkomitmen tinggi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Sebagai mahasiswa pun jangan mudah terombang ambing dengan kondisi yang kurang mendukung untuk bisa berkembang ke arah yang lebih baik, mahasiswa harus mempunyai pendirian yang teguh karena mahasiswa merupakan gerakan perubahan. Tentunya perubahan menjadi lebih baik, sehingga ketika ada masalah yang timbul, kita bisa menyelesaikannya secara dewasa dan mencari jalan keluar yang terbaik. Berubahlah menjadi pribadi yang lebih baik dengan dimulai dengan niat dari dalam diri sehingga hasilnya pun sesuai dengan usaha keras yang telah kita lakukan.

KETERAMPILAN DASAR KONSELING (SUMMARY & TERMINATION)

  1. Summary (Ringkasan/ Kesimpulan)
    1. Pengertian Summary

Supriyo dan Mulawarman (2006: 38) mengemukakan bahwa summary adalah teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai berbagai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling. Sedangkan dalam Fauzan dkk (2008: 59) menjelaskan summary yaitu teknik respon oleh konselor dalam memadukan uarian pernyataan konseli menjadi kesatuan atau keutuhan tema/ topik dari sesi-sesi konseling.

  1. Tujuan

Tujuan dari summary adalah sebagai berikut:

  1. Menyatukan berbagai unsur-unsur dalam pesan klien.
  2. Mengidentifikasi tema-tema umum, yang baru jelas setelah beberapa pesan dikemukakan atau setelah beberapa kali proses konseling.
  3. Untuk mengarahkan pembicaraan klien.
  4. Mencegah langkah yang terburu-buru dalam suatu sesi konseling.
  5. Mereview kemajuan yang diperoeh selama satu ata beberapa kali wawancara.
  6. Jenis- jenis Summary
    1. Summary Bagian

Merupakan kesimpulan yang dibuat setiap saat dari percakapan klien dan konselor yang dipandang penting. Untuk kesimpulan tersebut didahului kata-kata pendahuluan seperti untuk sementara ini…, sampai saat ini…, sejauh ini…, selama ini…, dsb.

Contohnya:

Konseli: “Begini Bu, akhir-akhir ini pacar saya telah mengecewakan saya, dia tiba-tiba marah tanpa alasan yang jelas kepada saya. Saya jadi merasa terganggu, selain menjadi beban pikiran saya, saya juga jadi tidak bisa berkonsentrasi belajar dan akibatnya nilai-nilai saya turun drastis”.

Konselor  : “Sejauh ini dari pembicaraan kita dapat saya simpulkan bahwa kita telah membahas masalah yang Anda hadapi yaitu masalah soal pacar yang mengecewakan Anda dan masalah mengenai konsentrasi belajar Anda yang terganggu. Sekarang marilah kita cari cara-cara yang dapat membantu Anda mengatasi masalah tersebut”. (Summary Bagian)

  1. Summary Akhir

Merupakan kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi konseling sebagaai kesimpulan keseluruhan pembicaraan. Bentuk kesimpulan akhir didahului oleh kata-kata pendahuluan seperti sebagai kesimpulan akhir…, sebagai puncak pembicaraan…, sebagai penutup pembicaraan kita…, dari awal hingga akhir pembicaraan kita…, jadi, pada akhirnya …, setalh diskusi panjang akhirnya …, dsb.

Contoh:

Klien        : “Begini Bu, akhir-akhir ini banyak teman yang mengecewakan saya, ada yang tiba-tiba marah tanpa alasan yang jelas, ada yang tiba-tiba menjelekan saya. Saya jadi merasa terganggu, selain menjadi beban pikiran saya, saya juga jadi tidak bisa berkonsentrasi belajar dan akibatnya nilai-nilai saya turun drastis”.

Konselor: “Sebagai kesimpulan akhir dari pembicaraan kita tadi dapat Ibu kemukakan bahwa Anda mempunyai kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar”. (Summary Akhir/keseluruhan)

  1. Langkah- langkah dalam Membuat Rangkuman/ Ringkasan

Dalam Hariastuti dan Darminto (2007: 44) mengemukakan langkah-langkah dalam membuat rangkuman adalah sebagai berikut:

  1. Memperhatikan dan mengingat pesan atau serangkaian pesan klien dengan cara menyatakan kembali dalam hati. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanya dalam diri “Apa yang telah dikatakan atau dilakukan klien?”
  2. Mengidentifikasi beberapa pola, tema, atau unsur ganda yang tampak jelas dalam pesan-pesan klien. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyakan dalam diri sendiri “Apa yang selalu diulang-ulang klien?”
  3. Memilih kata pembuka rangkuman yang tepat, apakah menggunakan kata “Anda” atau nama klien dan menyesuaikan dengan kata-kata yang diucapkan klien.
  4. Gunakan pilihan kata yang menggambarkan tema atau gabungan unsur-unsur pesan, lalu ungkapkan sebgai respon rangkuman.
  5. Memeriksa keefektifan rangkuman dengan cara mendengarkan atau mengamati respon klien, apakah ia memperkuat atau menayangkal tema yang dinyatakan koselor dalam rangkuman.
  1. Termination (Pengakhiran)
    1. Pengertian Termination

Menurut Supriyo dan Mulawarman (2006: 42) menyebutkan bahwa termination atau pengakhiran ialah keterampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah berakhir.

Sedangkan Fauzan dkk (2008: 60) menjelaskan bahwa termination yaitu respon konselor untuk mrngakhiri interview baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada sesi berikutnya maupun mengakhiri interview karena konseling betul-betul berakhir (berhasilnya implementasi startegi, atau hasil-hasil evaluasi).

Pada tahapan termination ini sebebnarnya konselor bersama konseli menetapkan kesimpulan atas apa yang telah dihasilkan dalam proses konseling tersebut. Bila perlu, refelksikan kembali bagaimana perasaan konseli setelah proses konseling dilakukan, dan bagaimana pula pendapat konseli mengenai konselor, suasana yang ada dalam proses konseling. Hal tersebut penting karena dengan demikian akan menjadi koreksi tersendiri bagi konselor dalam pelaksanaan konseling berikutnya.

  1. Tujuan Termination

Pengakhiran atau termination ini bertujuan untuk menyelesaikan kegiatan konseling atau bila masih diperlukan melanjutkan kepertemuan selanjutnya. Fauzan dkk (2008: 60) mengemukakan tujuan dari termination yaitu:

  1. Memiliki peta kognitif perjalanan konseling, yaitu apa dan bagaimana tahap-tahap yang telah dilalui dan apa yang merupakan tahap konseling mendatang.
  2. Mencapai pemahaman antara konselor dan konseli mengenai apa yang telah berhasil dicapai bersama dalam konseling.
  3. Mengkomunikasikan keperluan penyesuaian konseli terhadap pengambilan tanggungjawabnya seusai konseling.
    1. Memelihara persepsi pantas konseli tentang penerimaan dan pemahaman konselor
    2. Jenis-jenis Termination

Menurut Lutfi Fauzan,Nur Hidayah, dan M.Ramli (2008: 61) menyebutkan bahwa jenis termination yaitu:

  1. Pengakhiran langsung, murni

Menunjuk pada verbalisasi konselor tersurat atau gambling, dengan menyebutkan akan diakhiri pertemuan konseling dalam bentuk kalimat singkat, cukup tegas, dan mengandalkan kaidah bahasa pragmatik. Kata inti pengakhiran yang sering digunakan yaitu: kita menyudahi …., kita akhiri …., dsb.

Contoh: “Karena waktu  pertemuan telah habis, kita akhiri sekian, dan saya mengharap kehadiran Anda untuk bahasan selanjutnya”.

  1. Pengakhiran tidak langsung: nonverbal, verbal

Contoh:

Respon nonverbal ini misalnya seperti memandang jam dinding/ arloji, menata meja, mengamasi buku.

Sedangkan respon verbal biasanya ditumpangkan pada teknik lain, misalnya interpretasi: “telah banyak yang anda ungakap seehingga membuat anda kelelahan, apakah anda bermaksud mengakhiri dulu pertemuan ini?”

Respon verbal dengan teknik perangkuman akhir: “Dengan rampungnya semua yang ingin Anda ungkapkan dalam konseling hari ini, baik Anda ingat-ingat dan lakukan apa garis besar apa yang kita bicarakan tadi”.

Sedangkan dalam Supriyo dan Mulawarman (2006: 42) mengemukakan beberapa cara pengakhiran yang dapar dilakukan oleh konselor dengan syarat seperti berikut:

  1. Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan,
  2. Membuat kesimpulan akhir,
  3. Membicarakan tugas-tugas yang hendak dilakukan sebelum pertemuan yang akan datang,
  4.  Dilakukan secara langsung, misalnya konselor menunjukkan pembatasan waktu (time limit) konseling yang telah disepakati pada awal pertemuan. Contoh:

Konselor: “Baiklah, sekarang waktu telah menunjukkan pukul 09.30 WIB, sesuai dengan kesepakatan kita di awal pertemuan tadi bahwa pertemuan kita ini hanya sampai pukul 09.30 WIB, maka marilah kita akhiri pertemuan ini dan dapat kita lanjutkan minggu depan.”

SUMBER :

Fauzan, Lutfi. Nur Hidayah & M. Ramli. 2008. Teknik-teknik Komunikasi untuk konselor. Malang: Depdiknas UM UPT BK.

Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: UNNES Press.

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

Fungsi Bimbingan dan Konseling

            Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi focus pelayanan yang dimaksud.

            Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokan menjadiempat fungsi pokok, yaitu: (a)fungsi pemahaman ,(b)fungsi pencegahan, (c)fungsi pengentasan, (d)fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan.

  1. 1.      Fungsi Pemahaman

Dalam fungsi pemahaman, kegunaan, manfaat, atau keuntungan-keuntungan apakah yang dapat diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling ? Jasa yang diberikan oleh pelayanan ini adalah berkenaan dengan pemahaman. Pemahaman tentang apa dan oleh siapa? Pertanyaan yang terakhir itu perlu dijawab dengan mengaitkan focus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan kedua hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.

  1. Pemahaman tentang klien

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak-pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibanti itu. Pemahaman tersebut tidak hanya  sekadar mengenal diri klien, melainkan lebih jauh lagi, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannya. Materi pemahaman itu lebih lanjut dapat dikelompokkan ke dalam berbagai data tentang :

(1)   Identitas individu (klien) : nama,jenis kelamin,tempat dan tanggal lahir, orang tua, status dalam keluarga, dan tempat tinggal,

(2)   Pendidikan

(3)   Status perkawinan (bagi klien dewasa),

(4)   Status social-ekonomi dan pekerjaan,

(5)   Kemampuan dosen (intelegensi), bakat, minat, hobi,

(6)   Kesehatan

(7)   Kecenderungan sikap dan kebiasaan,

(8)   Cita-cita pendidikan dan pekerjaan

(9)   Keadaan lingkungan tempat tinggal

Untuk individu-individu yang masih mengikuti jenjang pendidikan perlu ditambahkan :

(12) prodi/program studi yang diikuti

Pemahaman tentang diri klien juga perlu bagi pihak-pihak lain, khususnya pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan dan kebahagiaan hidup klien tersebut.

Pihak lain yang sangat berkepentingan dengan pemahaman terhadap klien adalah konselor. Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien.

  1. Pemahaman tentang Masalah Klien

Apabila pelayanan bimbingan dan konseling memasuki upaya penanganan masalah klien, maka pemahaman terhadap masalah klien merupakan sesuatu yang wajib adanya. Tanpa pemahaman terhadap masalah, penanganan terhadap masalah itu tidak mungkin dilakukan. Pemahaman terhadap masalah klien itu terutama menyangkut jenis masalahnya,intensitasnya, sangkut-pautnya, sebab-sebabnya, dan kemungkinan berkembangnya (kalau tidak segera diatasi). Selain konselor, pihak-pihak lain yang mendukung adalah klien itu sendiri,orang tua, dan guru.

  1. Pemahaman tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”

Secara sempit lingkungan diartikan sebagai kondisi sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu tersebut, seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi dan sosioemosional keluarga,keadaan hubungan antar tetangga dan teman sebaya, dan sebagainya. Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolah, yang meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggung jawab siswa terhadap sekolah, disiplin yang harus dipatuhi oleh siswa, aturan-aturan yang menyangkut kurikulum, pengajaran, penilaian, kenaikan kelas, hubungan dengan guru dan sesama siswa. Pemahaman yang baik terhadap hal-hal tersebut akan memungkinkan siswa menjalani kehidupan sekolah sebagaimana dikehendaki.

  1. 2.      Fungsi Pencegahan

Upaya pencegahan memang telah disebut orang sejak puluhan tahun yang lalu. Pencegahan diterima sebagai sesuatu yang baik dan perlu dilaksanakan. Tetapi hal itu kebanyakan baru disebut-sebut saja, perwujudannya yang bersifat operasional konkret belum banyak terlihat.

Bagi konselor professional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu, upaya pencagahan tidak sekadar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis (Horner & McElhaney, 1993). Oleh katena itu, pelaksanaan fungsi pencagahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.

  1. Pengertian Pencagahan

Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi (Horner & McElhaney,1993).

  1. Upaya Pencegahan

Upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konselor adalah :

(1)   Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negative terhadap individu yang bersangkutan.

(2)   Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.

(3)   Meningkatkan kemampuanindividu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.

(4)   Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.

  1. 3.      Fungsi Pengentasan
  2. Langkah-langkah Pengentasan Masalah

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan, Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan berbagai bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai masalah yang beraneka ragam itu.

Berikut ini pengentasan masalah yang bisa dilakukan :

  1. Pengentasan Masalah Berdasarkan Diagnosis

Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti proses penentuan jenis penyakit dengan meneliti gejala-gejalanya. Sejak tahun empat puluhan, Bordin memakai konsep diagnostic yang mirip dengan pengertian medis itu dalam pelayanan bimbingan dan konseling (dalam Hansen , stevic & warner, 1977). Pengertian diagnostic yang dipakai oleh Bordin itu lebih lanjut dikenal sebagai “diagnostic pengklasifikasian”. Dalam upaya diagnostic itu masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya, dan ditentukan cara pengentasannya.

Tiga dimensi diagnosis, yaitu :

(1)   Diagnosis mental/psikologis mengarah kepada pemahaman tentang kondisi mental/psikologis klien, seperti kemampuan kemampuan dasarnya, hakekat dan kecenderungan- kecenderungan minatnya, dan lain-lain.

(2)   Diagnosis sosio-emosional mengacu kepada hubungan social klien dengan orang-orang yang amat besar pengaruhnya terhadap klien, seperti orang tua, guru, teman sebaya, dan yang lainnya.

(3)   Diagnosis instrumental berkenaan dengan kondisi atau prasyarat yang diperlukan terlebih dahulu sebelum individu mampu melakukan atau mencapai sesuatu.

  1. Pengentasan Masalah berdasarkan Teori Konseling

Sejumlah ahli telah mengantarkan berbagai teori konseling, antara lain teori ego-counseling, yang didasarkan pada tahap perkembangan psikososial menurut Erickson.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKAGambar

Pryitno,H.2008.Dasar-Dasar Binbingan dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta

TALI KASIH SEBUAH BINGKAI PERSAHABATAN

Seseorang yang kita butuhkan pada saat kita terjatuh dan bersedih dalam kesendirian, yang bisa menghapus kesedihan kita menjadi sebuah kebahagiaan, yang selalu ada dalam hidup kita dan yang selalu menemani tanpa memandang harta.
Siapakah dia sebenarnya ?
Dialah sahabat,seseorang yang bisa kita temui dalam hidup kita,selalu ada disaat kita membutuhkan, menjadi cerminan diri kita ketika kita merasa sedih, mungkin sahabat bisa menjadi sebuah kenangan manis di dalam hidup kita.
Apa yang dia inginkan dari kita ? Mengapa dia selalu baik terhadap kita ? Walaupun kita tidak ingin merepotkanya
Jawabanya karena dialah yang bisa disebut sebagai sahabat sejati, sahabat yang tidak memandang apapun yang ada di dalam diri kita, selalu ikhlas dalam membantu, rela berkorban, menemani, dan berbagi kasih sayang.
Apa kunci sebuah persahabatan yang sebenarnya ?
Kuncinya adalah ketika satu sama lain mempunyai kepercayaan, kesetiaan abadi, dan keselarasan dalam berteman. Seseorang akan menghargai kita disaat kita juga menghargainya.
Ketika sentuhan sahabat telah pudar, hati kita akan berteriak, berteriak sekencang-kencangnya, menangis dalam kesendirian, selalu menyendiri dalam pikiran kosong.
Hanya kenangan yang bisa terukir di dalam benak kita ketika sahabat sejati tlah meninggalkan kita untuk selamanya…….
Tiada lagi kenangan yang terukir bersama, kebersamaan yang hangat, canda tawa dalam ketentraman.
Jangan menyia-nyiakan orang yang selalu ada di dekatmu, selalu membuatmu tersenyum karena mungkin orang itulah yang dinamakan sebagai sehabat sejati.
Sahabat yang tidak akan terlupa, sepanjang hidup kita, sepanjang kita masih bisa bernafas, sepanjang kita masih bisa tersenyum, Itulah kesetiaanya yang tidak bisa dilupakan di dalam relung hati kita……
Ketika aku melihat tentang cerita sahabat, aku bersedih karena aku tak bisa seperti itu, sahabat yang selalu menemani kapanpun dia butuh, tidak mengharap imbalan sedikitpun, sengguh tulus arti dari sebuah persahabatan…….
PERSAHABATAN ABADI
sampai maut memisahkanya……Image

Pengaruh Penggunaan Handphone di Kalangan Siswa

 

Handphone sebagai media pengetahuan dan informasi
Secara tidak langsung memang teknologi komunikasi ini membawa berbagai keuntungan tersendiri bagi penggunanya. Terutama dalam bidang pendidikan dan edukasi, telah menunjukkan perannya sebagai media atau sarana pembelajaran berbasis informasi. Seperti layanan edukasi yang ditawarkan oleh perusahaan nokia menunjang terciptanya pembelajaran yang efektif, modern dan canggih. Apalagi sekarang ini handphone bisa mengakses internet yang memungkinkan pencarian informasi lengkap sudah ada dalam genggaman. Bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa membuang waktu. Cukup dengan mengklik, maka informasi yang sedang dicari akan muncul di layar ponsel. Baik itu mungkin informasi tentang ilmu pengetahuan, seputar teknologi, berita-berita dan lain sebagainya. Sehingga siswa tidak kesulitan dalam mencari informasi yang berkaitan dengan materi di sekolah.
Dikalangan siswa itu sendiri handphone menyediakan beragam pengetahuan yang sangat luas. Namun rupanya sebagian kecil dari kalangan siswa yang menyadari hal tersebut sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan.

Pengaruh buruk penggunaan handphone bagi siswa
Realitas kehidupan siswa pada masa sekarang telah berubah semenjak mengenal handphone. Handphone telah menyebabkan perkembangan anak terganggu. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di handphone seperti kamere, permainan, akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang dari mereka disibukkan dengan menerima atau mengangkat panggilan, pesan singkat dari teman atau keluarga, apalagi facebookan yang lagi “ngetren” saat ini. Bahkan lebih parah lagi terjadi kecurangan dalam ujian, saat ujian berlangsung siswa sering mengandalkan handphone untuk meminta atau mengirimkan jawaban lewat pesan singkat. Oleh karena itu sering bermunculan kasus siswa yang ketahuan membawa handphone ketika ujian berlangsung. Bukannya menjadi pintar malah menjadi bodoh dan malas. Dan juga akan menentukan prestasinya di kelas. Fenomena tersebut sudah sangat jelas terjadi hampir di seluruh siswa di tanah air. Seolah – olah sudah menjadi tradisi yang tidak dapat di pisahkan dari fenomena sekarang ini. Dari segi psikologis juga berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak usia dini. Keseringan memegang handphone akan menimbulkan ketergantungan yang sangat kuat, seperti halnya perokok berat yang sulit menghentikan kebiasaannya.
Tiada hari tanpa handphone, kemanapun dan kapanpun selalu dibutuhkan seakan-akan sudah menjadi bagian dari hidup. Kadang menghabiskan waktu seharian mengutak-atik handphone. Kalau tidak ada handphone rasanya dunia terasa hampa katanya. Padahal itu bukanlah barang yang teramat penting dalam kehidupan dunia. Apabila siswa masih terus bergantung pada handphone bagaimana masa depannya kelak. Apa jadinya bangsa Indonesia ini di masa yang akan datang. Tidak menutup kemungkinan kalau pendidikam bangsa Indonesia menjadi rendah dan terbelakang.

Kesimpulan dan Saran

Setelah mengetahui betapa besarnya pengaruh yang ditimbulkan, maka harus disadari oleh kalangan siswa mulai sekarang. Kehidupan masyarakat modern ini, keberadaan handphone di samping membawa manfaat yang cukup besar, juga tidak lepas dari pengaruh negatif yang ditimbulkan. Apalagi kalangan pelajar atau siswa, mereka harus panda dalam memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Karena generasi penerus bangsa ini ada ditangan mereka.

DAMPAK NEGATIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:

1. Bidang Informasi dan Komunikasi :

a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)

b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu

c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.

d. Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.

2. Bidang Sosial dan Budaya :

1. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.

2. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.

3. Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

3. Bidang Pendidikan :

a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.

b. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

SOLUSI PENANGGULANGAN DAMPAK NEGATIF DARI TEKNOLOGI INFORMASI :

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini tidak hanya menimnulkan dampak positif terhadap kehidupan manusia, tetapi juga banyak munuai dampak negatifnya. Untuk itu, Adapun solusi yang dapat di dikembangkan dalam meminimalisir dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi adalah sebagai berikut:

  1. Masyarakat harus diberikan pemahaman tentang cara menggunakan teknologi informasi dengan baik dan tidak melanggar etika. Sehingga teknologi informasi dapat dimanfaatkan dengan semestinya.
  2. Pemerintah harus membuat suatu peraturan yang tegas terhadap setiap pelanggaran penggunaa teknologi informasi yang merugikan orang lain dan negara.
  3. Masyarakat juga harus di beri penyuluhan untuk menggunakan teknologi yang di kuasai untuk menjalin hubungan yang lebih intents dengan teman atau orang-orang yang sebelumnya telah di kenal didunia nyata. Jangan terobsesi untuk mencari teman-teman baru di Facebook, twitter , atau social media yang lain karena kecenderungan yang terjadi, mereka yang hanya anda kenal didunia maya tidak akan memberikan nilai persahabatan yang mutualisme atau saling mensupport antara satu dan yang lain didunia nyata.

Daftar Rujukan

e-refleksi.yk-edu.org/sharefile/files/16032011221458_artikel_adi.doc


http://epintz.wordpress.com/2009/02/17/pengaruh-teknologi-informasi-ke-dalam-pergaulan-remaja-handphone/


http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Handphone%20bagi%20Kehidupan%20Remaja&&nomorurut_artikel=373

 

http://www.anneahira.com/pengaruh-handphone-terhadap-prestasi-belajar-siswa.htm

PERSIAPAN MENGHADAPI TES UJIAN NASIONAL

PERSIAPAN MENGHADAPI TES UJIAN NASIONAL

  1. A.    Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar dalam Mempersiapkan Tes

Peristiwa belajar yang terjadi pada diri peserta didik dapat diamati dari perbedaan perilaku (kinerja) sebelum dan setelah berada di dalam peristiwa belajar. Adanya kinerja pada peserta didik itu tidak berarti bahwa peserta didik telah melaksanakan kegiatan belajar, sebab yang dipentingkan dalam makna belajar adalah adanya perubahan perilaku setelah peserta didik telah melaksanakan kegiatan belajar. Untuk mengetahui perbedaan tersebut harus terlebih dahulu dilakukan pengukuran mengenai kemampuan yang telah dan yang baru dimiliki oleh peserta didik.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

  1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

1)      Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu

2)      Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

  1. Faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

1)      Lingkungan sosial

  1. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah
  2. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
  3. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.

2)      Lingkungan non sosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah :

  1. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
  2. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, dan lain sebainya.
  3. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

 

KURIKULUM SMP/SMU menggunakan sistem semester. Satu tahun pelajaran dua semester.

Pada akhir semester, anda menerima hasil belajar selama satu semester. Keberhasilan selama semester dituangkan dalam bentuk nilai yang daapat anda lihat pada rapot.

Nilai rapor dibuat berdasarkan nilai ulangan harian dan umum. Nilai ulangan umum diperoleh dari hasil tes ulangan umum. Nilai ulangan harian diperoleh dari hasil tes ulangan harian dan tugas.

Bentuk tes ulangan harian berupa tes tertulis ataupun tes lisan. Agar anda dapat memperoleh hasil dengan baik, anda harus belajar mengerjakan tes dengan baik.

  1. B.     JENIS JENIS ULANGAN YANG DIHADAPI SISWA

Adapun beberapa jenis ulangan yang dihadapi siswa sebagai berikut :

  1. Ulangan harian. Ulangan harian diberikan oleh guru pada setiap akhir satuan pelajaran atau setiap akhir pembahasan.

Anda harus selalu mengikuti tes ulangan harian dengan baik sebab nilai ulangan digunakan jg dlm menentukan nilai rapor

  1. Ulangan umum. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester. Materi ulangan mencakup seluruh bahan pelajaran dalam semester yang bersangkutan. Dengan kata lain, ulangan umum semester satu mencakup seluruh bahan pelajaran semester satu, ulangan umum semester dua mencakup bahan pelajaran semester satu dan dua.

Untuk menghadapi ulangan umum, sebaiknya anda mempersiapkan diri dengan baik. Agar anda tidak kesulitan mencari bahan ulangan yg tlah diajarkan, anda membuat catatan tiap pelajaran untuk satu tahun ajaran.

Misalnya catatan pelajaran bahasa inggris semester satu, dilanjutkan untuk mencatat pelajaran bahasa inggris semester dua. Dengan demikian, pada saatnya anda menghadapi ulangan umum semester dua, anda tidak mengalami kesulitan untuk mencari bahan pelajarn semester satu.

  1. Ujian akhir. Pada akhir pendidikan smp, diselenggarakan ujian akhir. Ujian akhir dpt bersifat nasional ataupun regional. Mata pelajaran yang dinilai mencakup semua pelajaran yg ada. Materi pelajaran terdiri dari keseluruhan materi selama enam semester mulai kelas satu sampai kelas tiga.

Hasil  dari penilaian ujian tahap akhir digunakan untuk pertimbangan kelulusan dan pemberian surat tanda tamat belajar, yg menyatakan bahwa siswa telah menyelesaikan pendidikan smp. Kecuali itu, hasil penilaian tahap akhir ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penerimaan siswa baru di sekolah menengah umum ataupun smk

 

  1. C.    MENGAPA INGIN LULUS UN ?

Ujian Nasional merupakan produk pemerintah yang dibuat untuk menguji hasil belajar siswa selama masa studi di sekolah pada masing-masing tingkatan. Ujian Nasional dilaksanakan pada menjelang akhir masa studinya. Jadi bisa dikatakan sebagai tolok ukur sejauh mana siswa dan siswi mampu menguasai mata pelajaran yang telah disampaikan oleh gururunya.

Jika ditanya mengapa ingin LULUS UN ? maka ini jawabannya :

  1. Karena Punya Mimpi dan Harapan

“semua berawal dari mimpi. Dan mimpi itu tidak akan terwujud jika kita hanya duduk diam tanpa melakukan sesuatu”

  1. Prestasi atau Prestise ?

Prestasi adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Sedangkan prestise adalah sebuah keinginan dan harapan untuk kita wujudkan.

  1. Ingin Melanjutkan Kuliah ?

A live long education merupakan sebuah istilah yang sering kita dengar oleh telinga kita. Yang artinya pendidikan seumur hidup. Yang saya maksudkan disisni adalah setelah kalian lulus nanti tentu tidak berhenti sampai di sini dalam menempuh jenjang pendidikan apalagi hanya sampai tingkat dasar.

  1. Ingin Bekerja ? Tentu

SIAPA SAJA YANG SENANG JIKA KALIAN LULUS UN ?

  1. Diri Sendiri
  2. Guru
  3. Orang Tua
  4. Saudara dan Sahabat

 

 

 

  1. D.    Persiapan Menghadapi Tes Ujian

Anda pasti ingin memperoleh hasil ulangan yang baik. Ada beberapa petunjuk yg dapat anda lakukan utk mempersiapkan diri menghapapi ulangan, yaitu :

  1. Hindari belajar yang terlalu banyak
  2. Pelajari bahan pelajarn yg akan disajikan satu atau dua hari sebelumnya. Anda sebaiknya tetap tenang menghadapi tes.
  3. Buatlah ringkasan materi pelajaran sebelumnya
  4. Persiapkan alat yg dibutuhkan
  5. Selesaikan tugas yang diberikan guru. Setiap tugas harus anda selesaikan sebelum batas akhir penyerahan. Tugas tugas yang ditunda akan mengganggu konsentrasi untuk memeprsiapkan diri mengahadapi tes
  6. Buat rencana belajar selama tes. Setelah anda mencatat jadwal tes, buatlah jadwal kegiatan belajar berdasarkan jadwal tes
  7. Pelajarilah soal-soal ulangan yg telah lalu. Hal ini bermanfaat agar anda memperoleh gambaran soal-soal dan waktu2 untuk mengerjakan
  8. Pelajari bahan tes dengan baik sehingga dpt meningkatkan rasa percaya diri bahwa anda akan dpt mengerjakan soal
  9. Jangan belajar terlalu larut malam sebelum tes
  10. Tidurlah secukupnya
  11. ]angan belajar pada menit-menit terakhir sebelum tes dimulai, sebab dapat membuat rasa cemas sehingga dapat lupa pada bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
  12. Jagalah kesehatan badan. Apabila anda sakit saat harus mengahapi tes, anda pasti akan mengalami gangguan saat belajar ataupun saat mengerjakan soal. Kondisi kesehatan badan menentukan hasil yang akan dicapai.

 

  1. E.     Cara Menghadapi Tes Tertulis

1. datang lebih awal dari waktu yang ditentukan

2. Bersikaplah tenang selama menunggu bel masuk

3. bawalah alat-alat yang diperlukan

4. Setelah bel tanda masuk berbunyi, masukklah ke dalam ruangan dengan tertib dan carilah tempat duduk sesuai dengan nomor tes anda

5. duduklah dengan tenang sambil menunggu soal

6. bacalah petunjuk mengerjakan soal dengan teliti dan dengarkan tambahan penjelasan yang diberiakn guru atau pengawas.

7. Perhatikan waktu untuk mengerjakan soal. Setelah mengerjakan soal, atau lebih dahulu anda harus melihat jumlah soal keseluruhan dan membagi waktu yang disediakan dengan jumlah sesuai dengan bobotnya.

8. mulailah anda mengerjakan soal yang anda anggap paling mudah , baru kemudian mengerjakan soal yang anda anggap sukar.

9. bekerjalah dengan percaya diri dan jangan terpengaruh teman-teman.

10. berusahalah mengatasi rasa panik kalau anda mengalami rasa panik dan rasa panik dapat menyebabkan anda lupa akan materi yang sudah anda pelajari. Apabila anda merasa panik pada wkatu mengerjakan soal, diamlah sejenak, dan tarik napas panjang. Setelah tenang, kembali mengerjakan soal

11. jangan tergesa gesa

12. periksalah kembali pekerjaan anda sebelum dikumpulkan

  1. Tips Mempersiapkan Ujian Nasional

 

  1. Perbanyak Latihan-Latihan Soal Sendiri

Banyak buku-buku latihan soal yang dijual di toko-toko buku atau bahkan guru sendiri mempunyai banyak bank soal. Tidak ada alasan kalian tidak hanya mengerjakan latihan-latihan soal UN itu hanya dari guru saja, tetapi latihan akan lebih baik jika dilakukan di rumah.

Terus bagaimana caranya supaya efektif ?

1)        Kumpulkan rumpun soal sejenis

2)        Kerjakan soal-soal dengan enjoy pada waktu-waktu yang tepat, semisal pada 2/3 malam

3)        Gunakan musik favorit kalian sebagai teman dalam melakukan latihan-latihan

  1. Mengikuti les/privat

Di sekolah biasanya ada beberapa penyebab yang mempengaruhi kalian berfikir dalam memahami pelajaran, diantarannya adalah cara mengajar gurunya di sekolah yang kurang dipahami atau tak disenangi oleh kalian. Atau, tempat belajarnya yang kurang mendukung, misalnya ruang kelas terlalu ramai dan berisik sehingga sangat menganggu konsentrasi belajarnya.

Lingkungan tempat les belajar (bimbel) biasanya akan berbeda dengan lingkungan di sekolah formal, karena mungkin teman-temannya juga akan berbeda, sehinggan sangat penting memang untuk memperhatikan lingkungan tempat les yang akan kalian lakukan.

  1. Bersikap Jujur

Jujur merupakan suatu energi. Jika kita kaji, dalam kejujuran mengandung energi.

  1. Be Convidence !

Sikap percaya diri perlu dimiliki oleh setiap dari kalian. Namun demikian, sikap percaya diri ini tidak boleh berlebihan.

Kepercayaan diri pribadi adalah suatu yang ingin dimiliki lebih banyak oleh sebagian besar orang, tetapi itu hanyalah masalah membangkitkannya. Pada dasarnya, kepercayaan diri adalah kombinasi pikiran dan perasaan yang berarti, saya senang kepada diri sendiri dan berpikir bahwa saya orang yang berguna.

 

 

Sumber            :

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Az-ruzz: Yogyakarta

Mulyatiningsih, Rani. 2004. Bimbingan Pribadi Sosial, Belajar, dan Karier. PT Gramedia   Widiasarana Indonesia: Jakarta

Albar, Emha. 2013. Sukses Ujian Nasional Tanpa Harus Belajar. Aulia Publishing: YogyakartaGambar